Peran dan Kontribusi Alumni pada Masyarakat dan Profesinya

Peran dan Kontribusi Alumni pada Masyarakat dan Profesinya

Peran dan Kontribusi Alumni pada Masyarakat dan Profesinya

Keahlian Arsitek Indonesia yg perlu pengakuan


Perjalanan ini berawal ketika BangTris berkiprah sebagai praktisi Arsitek di perusahaan Konsultan, yang juga menjadi pengurus di Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) DKI Jakarta 1985-1987, dan sekaligus adalah pendiri media arsitektur Majalah ASRI/Griya ASRI, yg sampai saat ini masih terbit sebagai Majalah Indonesia ASRI (ASRINESIA). Karena keaktifan di organisasi IAI, maka sejak tahun 1987 oleh para Ketua Umum IAI saat itu (Ar. Adhi Moersid, Ar. Syahrul Syarif, dan Ar. Sandi Siregar,) diminta menjadi Sekretaris Jenderal IAI.


IAI sebagai asosiasi profesi keahlian jasa kontruksi, kerap melakukan kegiatan seminar bertema “Asitektur dan Profesionalisme” halmana sangat dibutuhkan bangsa Indonesia yg saat itu tengah gencar membangun. Pada tahun 1995, Pengurus IAI berhasil menghadap Presiden Soeharto di Istana Bina Graha untuk mengajukan payung hukum UU Arsitek dan sektor Jasa Konstruksi lainnya. BangTris yg turut hadir merasa optimis profesi Arsitek akan diakui seperti keahlian yg lain di Indonesia.


UU khusus tentang Arsitek terbit penuh tantangan


Pada tahun 1997, BangTris yg Arsitek mendapat kepercayaan menjadi “wakil rakyat” di DPRRI -MPR periode 1997-2002. Misinya adalah untuk memperjuangkan profesi Arsitek dan sektor Jasa Konstruksi, sesuai pesan Pak Harto kepada IAI. Kesempatannya semakin terbuka, profesi Arsitek akan diakui dan setara dengan Asitek manca negara yg akan sangat bermanfaat bagi Indonesia.


Kabar lengsernya Presiden Soeharto pada tahun 1998, sempat membuat kecil hati BangTris yg baru duduk di DPRRI dan sedang memimpikan hadirnya UU bagi profesi Arsitek. Kondisi kota Jakarta yg chaos saat itu dan gedung DPRRI yg diduduki mahasiswa, telah membuat kegiatan 
persidangan di DPR terhenti yg membuat UU di sektor Jasa Konstruksi ini pun terancam batal.


Beruntung Presiden Soeharto telah menitipkan kepada Wakil Presiden B.J.Habibie untuk meneruskan pemerintahan dan menyelesaikan hal-hal penting, termasuk melahirkan UU sektor Jasa Konstruksi. Walau kondisi saat itu periode DPRRI dipangkas hanya sampai tahun 1999, 
rancangan UU Jasa Kontruksi disepakati untuk dibahas bersama DPRRI dalam waktu yg singkat.


Terasa sekali kehadiran peran Arsitek di Parlemen sangat membantu percepatan pembahasan UU Jasa Konstruksi di tahun 1999. Sehingga kemudian berturut- turut dapat lahir UU Bangunan Gedung, UU Perkotaan, UU Perumahan Permukiman, UU Rumah Susun, UU Desa, UU Keinsinyuran, UU Arsitek, UU Ekonomi Kreatif, disamping UU sosial politik lainnya.


UU Arsitek yg terlalu lama tertunda


UU Arsitek yg menjadi target BangTris sebagai praktisi Arsitek dan wakil organisasi IAI di DPRRI baru bisa selesai dan disahkan pada tahun 2017, padahal UU sektor Jasa Konstruksi lainnya sudah terbit. Kendala yg dihadapi BangTris sebagai satu-satunya Arsitek di Parlemen adalah masalah ketidaktahuan Anggota DPRRI di Komisi V tentang profesi Arsitek dan apakah Arsitektur itu. Akibatnya pembahasan UU terhambat dan mundur sampai lebih dari 3 periode.


Salah satu “edukasi” BangTris sebagai pengasuh Majalah ASRI, adalah membagikan majalahnya kepada Pansus UU agar mereka bisa memahami peran profesi Arsitek dan karya arsitekturnya. 


Baru pada periode ke-4 BangTris ada di DPRRI dengan berstatus sebagai anggota di Komisi X, harus di BKO ke Komisi V karena dianggap sebagai satu-satunya Anggota Dewan yg masih ada dan berpengalaman mengawal UU Arsitek sejak tahun 1997. Akhirnya undang- undang impian seluruh Arsitek Indonesia berhasil lahir setelah organisasi profesi IAI ini berusia 58 tahun, puji syukur.


Euforia Arsitek Indonesia memiliki payung hukum


Pengesahan UU Arsitek pada tanggal 11 April 2017 di Sidang Paripurna DPRRI, dihadiri juga oleh beberapa Pengurus Asosiasi Teknik Jasa Konstruksi dan IAI dari seluruh Indonesia. Mereka menyaksikan 'momentum penting' penetapan UU Arsitek dari balkon ruang Sidang Paripurna dan menyambut dengan suka cita. Para Arsitek bersyukur dengan semangat menyempatkan berfoto bersama di tangga Gedung Nusantara DPRRI yg dirancang Arsitek Soejoedi, IAI.


BangTris yang dianggap berjasa mengawal UU ini dianugrahi penghargaan berupa IAI AWARD 
2018. Pengurus IAI DKI Jakarta sebagai oganisasi domisili BangTris, juga memberi penghargaan Outstanding Achievement Award 2020, Excellent Contribution for Ikatan Arsitek Indonesia.


Pada peringatan HUT IAI ke 65 tahun 2024 di Jakarta, BangTris kembali dianugrahi Penghargaan LENCANA EMAS IAI untuk 'Dedikasinya Yang Tinggi kepada Profesi dan Organisasi IAI'.


Peran seorang Arsitek yg dirintis BangTris sejak berkiprah di kepengurusan IAI, menjadi bukti bahwa Alumni Adhipati dapat berbuat untuk kebaikan masyarakat dan profesinya di mana pun dan kapan pun.


Harapan kita semua, semoga pengalaman BangTris yang luar biasa ini dapat menginsprasi para 
Arsitek Muda ke depannya ( SA)

Share :